Unexplained Infertility

Posted by: Agnes in

Mungkin banyak kasus seperti yang saya alami. Enam bulan, satu tahun sampai dua tahun awal pernikahan adalah masa yang cukup sulit untuk saya, udah isi? udah hamil? anak udah berapa? kok belom hamil? itu si A baru nikah udah langsung hamil, udah cek ke dokter? oh ibu siy terlalu stres, oh ibu siy terlalu aktif... Hadoooh plis deh kalau saya bisa milih juga langsung hamil.Iya stres situ nanyain mulu. Kalau haid saya kadang nangis, liat dan megang bayi nangis, BAPER parah..Alhamdulillah karena aktifitas saya cukup rutin jadi masa-masa itu bisa saya lewati dengan cukup baik. Olahraga dan liburan jadi obat ampuh terapi hati. 

Setelah 5 tahun pernikahan saya, puluhan testpack, puluhan kali ke spog ganti dokter ini, dokter itu di beberapa kota yang katanya dokternya bagus kami coba semua. Test HSG, tes darah, USG, USG transV, tes ca 125, tes hormon, medical checkup, tes sperma, tes andrologi suami Alhamdulillah sudah kami lalui semua. Beberapa dokter angkat tangan karena memang tidak ada masalah baik saya maupun suami. Terapi pun hanya vitamin, asam folat saja, diluar itu herbal saya coba semua asal gak bertentengan dengan prinsip saya dan suami kami jalani. Konsumsi jus wortel dan mixed jus rutin, olahraga rutin (karena kami berdua hobi olahraga), no vetsin kalau di rumah, buah wajib setiap hari, saya dan suami tidak merokok ataupun vaping, Alhamdulillah tidak minum alkohol dan soda jaraaaaaang sekali. Tapi saya yakin banyak pasangan lain yang lebih hidup sehat dari kami. Secara medis dokter selalu bilang: wah bagus kalau sudah menerapkan hidup sehat seperti anda, secara medis bagus semua kok. 

7 September 2016 kami memutuskan cek ulang ke Mahkota Medical Center (MMC), Melaka. Kenapa? Saya dan suami hanya ingin ikhtiyar, setelah puluhan obat kami telan untuk program hamil, saya ingin penjelasan lebih detil, konsultasi nyaman dan belajar. Beberapa dokter sebelumnya berpendapat: tunggu saja bu sabar ya, coba obat dulu ya, coba pakai posisi ABC ya, coba minum ini dan itu. Bukan saya tidak percaya dokter-dokter yang saya temui sebelumnya, hanya saya ingin pandangan yang berbeda, saya ingin lebih banyak tahu, disini saya tidak bisa mengeneralisir "Dokter di Indonesia", dokter di Indonesia semua bagus dan berkualitas, tentu saja untuk urusan ini saya tidak mau main-main sembarang dokter, tentu yang saya pilih yang terbaik dan nyaman. Alasan lain kenapa di MMC karena dekat dengan kota tempat saya tinggal, akses lebih mudah dan murah. Biaya pengobatan lebih murah dibanding di kota saya tinggal. Untuk kualitas RS dan dokter sudah pasti itu prioritas kami sebelum memutuskan kesana. Sebelumnya, saya dan suami belum pernah kesana namun atas rekomendasi teman saya, wah kenapa tidak dicoba kesana, secara kultur dan bahasa tidak jauh beda sehingga kami rasa tidak sulit untuk berkomunikasi. 

Sekilas MMC, Melaka

Melaka dapat ditempuh 45 menit dari kota Pekanbaru dengan pesawat kecil dan saat ini penerbangan seminggu 3x saja. Harga tiket pun terjangkau asal direncanakan dengan baik. Karena penerbangan ini favorit. Pengalaman saya pertama kali ke Melaka, hampir semua penumpang pesawat pergi berobat. Banyak dari mereka menenteng hasil rontgen, urin, dan beberapa orang menggunakan kursi roda. Saya heran, ini pesawat apa ambulans, setiap saya tanya penumpang lain tujuannya sama, berobat. Rumah sakit yang populer disana ya MMC ini. Sesampainya di Melaka, inilah yang membuat saya cukup heran jemputan gratis dari bus sampe elf berjejer di depan bandara. MMC, Putra, dan lainnya saya tidak begitu perhatian. Dan semua gratis. Kami naik bus hanya disuruh menulis nama dan nomor paspor saja. Sebaliknya, dari MMC ke bandara pun gratis dengan bus fasilitas dari RS. Hal ini cukup menyenangkan, secara emak-emak ye hobby banget gratisan. hahahha... Setelah sampai MMC kami mendaftar dahulu, pelayanan mudah, ramah dan murah. Lagi-lagi murah gak ketinggalan, hehehehe... Nah untuk dokter kandungan di MMC mereka konsultan semua, ada 3 dokter, dokter yang paling populer dr. Selva, namun saya memilih dr. Azlina, tapi setelah appoinment beliau cuti sampai oktober, jadi saya memilih dr. Ahmad sesuai rekomendasi teman saya. Kami ber 4, sama-sama program hamil, namun kawan saya dengan dr. Selva yang memang populer. Balik lagi yakin yang mana. Lokasi MMC cukup nyaman dekat dengan hotel saya, ternyata di sekitar MMC banyak sekali hotel dari tipe hostel, hotel bintang 2-3, hotel bintang 5, bahkan apartemen, tempat makan dari yang mahal dan murah pun ada di sekitar MMC, mall juga dekat, tempat wisata pun dekat, kotanya cenderung tenang dan tidak macet. Namun, untuk kendaraan umum masih sedikit dan menurut saya sulit ditemui, namun saya tidak begitu khawatir karena dari satu lokasi ke lokasi lain cukup dekat dan terjangkau dengan jalan kaki, walaupun sedikit gempor kalo maksa..namun tenang aja, taksi online sangat mudah ditemukan, tarif pun murah. hehehe... Jika ingin tinggal lama kebanyakan hotel menawarkan tarif khusus untuk tamu yang tinggal lebih dari 7 hari, dan di hotel yang saya tempati ada diskon khusus jika saya menunjukkan kartu pasien MMC. Woooow....mayan banget kan. Samping hotel saya juga ada fasilitas self laundry, cuma 40 menit kering, biaya pun murah untuk cucian 10kg kebawah cuma RM 8 (kurs Rp3300), full wifi pulaaa...ajiiib nunggu duduk selonjor sambil nonton youtube, ahaaay.... Makanan halal yang wajib dicoba di sekitar FenixInn Restoran Madinah dan Rice Ball Ee Jii Ban. Tinggal koprol nyampe.So far nyaman lah untuk pilihan promil disini.

Hasil Cek Promil

Setelah bercerita panjang lebar dengan dokter, hasil tes juga sudah saya kumpulkan dan dilihat. Saya cek USG, USG Trans V, dan cek darah. Suami cek sperma. Keesokan harinya kami konsultasi dan Alhamdulillah memang semua nya baik. Ada kista di ovarium saya tapi kecil dan tidak mengganggu dari haisl cek darah kista saya bersifat hormonal, sehingga tidak perlu ada tindakan khusus untuk itu. Tes hormon saya juga baik dan stabil. Dokter menyebut, Unexplained Infertility. Dokter langsung memberi saya pilihan karena cek medis semua baik, pilihan pertama IUI (inseminasi) atau IVF (bayi tabung). Disini saya diperkenalkan Teknik IVF dengan ICSI. Mungkin di Indonesia sudah banyak, bahkan di Morula Bunda sudah menggunakan teknik IMSI dan PGS. Sedangkan di MMC baru menerapkan ICSI. Nah kan jadi belajar deh saya, jadi beberapa hari ini saya belajar mengenai ICSI, IMSI, PGS, karena menurut saya ini bukan keputusan mudah saya harus mempunyai referensi yang cukup dalam saya memutuskan sesuatu. Oke untuk biaya IVF di MMC dibawah umur 35 tahun RM 15.000 (kurs 8 September 2016: Rp 3.300). Biaya itu untuk semua dari injeksi sampai proses ET. Tapi karena waktu itu saya belum memutuskan saya belum tanya detil mengenai rincian biaya tersebut. Dokter memberi waktu untuk memilih dan keputusan di tangan saya, dokter hanya menyarankan IVF ICSI dibanding IUI. Namun ya itu tadi semua terserah keputusan saya dan suami. Sembari menunggu saya hanya diberi asam folat dan femara (obat penyubur). Semoga dalam dua bulan ini berhasil hamil..aamiin

Allah dan Ikhtiyar Kami

Allah bersama orang yang berusaha. 
Jangan berhenti berdoa dan berusaha, semampu kita bahkan Alhamdulillah kami bisa melakukan diluar kemampuan kami atas campur tangan Nya. 


Jatwin House, Purwokerto