Singapore-Malaysia Part 3 (Backpacker edition)

Posted by: Agnes in

Hari Ketiga di Singapura, 16 Januari 2010. Hari itu bangun masih berasa princess, dengan segala kenyamanan yang ada saya harus say good bye keluar dari zona kenyamanan itu. Makan pagi msh dapet jatah dari hotel. Saya sudah packing, siap menikmati hari itu. Setelah makan pagi, saya dan kontingen yg masih stay berbondong2 jalan cari oleh2. Ada yang berpendapat ke Mustafa, tapi dengan kegigihan saya mencuci otak mereka untuk pergi ke Bugis Street, alasannya karena dekat dan bisa kulakan oleh2 di situ dengan harga miring, berhasil deh membujuk sekawanan kontingen dari Indonesia yg sebagian besar adalah bapak2 untuk ke Bugis Street. Alasan tersembunyi, kemaren malem udah ke Mustafa, jadi pengen ke Bugis Street yg menurut informasi disana barang2nya banyak dan murah2. Hehehe...Naik bus dari Victoria Street belom duduk udah sampe aja cuma bayar brp sen.


Bugis Street
Sampai di bugis street ada pasar dan bugis junction, kami memilih bugis street. Seperti pasar barang oleh2. Dari kaos, patung singa,pulpen kepala singa, hiasan dinding,tas dan benda2 lain bertuliskan Singapore. Murah meriah, beli banyak lebih murah. Kami tidak hanya beli oleh2 disana, menyusuri bugis street sambil jalan dan tentu saja foto sambil melihat kebiasaan orang2 disana sungguh menyenangkan. Masyarakat di Singapore terdiri dari 3 suku bangsa (tau nyebutnya apa) Chinese, India dan Melayu. Di daerah bugis street ke arah victoria juga banyak tempat ibadah, pura, wihara, pagoda entahlah apa namanya tapi bentuknya semacam itu. Hehehe...(pelajaran IPS ku berapa dulu?) Ada toko elektronik di ujung bugis street "The Bencoolen", gak cuma elektronik siy, macem2. Tapi menurut informasi dari temen, dia beli kamera bedanya bisa sampe 2 jutaan daripada beli di Indonesia. Sepanjang jalan bugis street menjual berbagai macam pernak pernik, gak heran pas kita kesana berasa kaya di pasar pagi. Bedanya gak ada orang betawi sama orang jawa di situ. Hehehe...Kami memutuskan dari Bugis Street ke Victoria Street jalan kaki dan itu menyenangkan, gak terlalu jauh dari situ. Emang siy lebih efektif jalan kaki daripada naik bus krn harus muter dlu. Gak kerasa sampe hotel pas jam 11 sekalian deh cek out, saat inilah kehidupan menggembel dimulai. Sebagian barang yg gak penting dititipin ke temen saya yg masih stay di Singapura. Saya hanya membawa satu tas ransel untuk menggembel di Malaysia. Jam 12.00 go to Golden Mile naik bus ke Malaysia.

Singapore-Malaysia by Bus
Setelah menempuh perjalanan yg menurut saya lumayan jauh dari Victoria Street ke Golden Mile, sampailah saya di terminal bus Golden Mile. Banyak sekali bus yang sudah stand by menunggu penumpang ke Singapura. Sampai di sana saya mengecek bus di counter tempat saya mengeprint tiket kemarin, nama saya di data dan saya ditawari untuk memilih tempat duduk, saya pilih dekat jendela di bagian tengah. Kebetulan saat itu sopir dan kondekturnya orang melayu sehingga kami tidak kesusahan berkomunikasi, saya banyak tanya mengenai imigrasi, toilet dan tempat makan. Satu hal yang saya pelajari, sebaiknya jangan meninggalkan barang berharga, tas, koper dsb di dalam bus ketika masuk ke imigrasi. Itulah yang saya baca dari beberapa blog teman2 yg sudah ke Malaysia dari Singapura naik bus. Mengapa? Karena terkadang bus-bus dari Singapura yg sepi (penumpangnya hanya 5-6 orang) dioper ke bus lain tanpa pemberitahuan terlebih dahulu di imigrasi. Sadiss..itu terjadi di depan muka saya. Ada mba2 dengan panik dan bingung mencari bus nya, karena begitu nama dia dipanggil oleh kondektur lain dengan bus yang berbeda. Huffff...barang2nya di bagasi bus dan belum dipindahkan. Lapor ke bagian imigrasi dan saya berlalu begitu saja. Bukan maksud saya cuek, tapi kalo saya membela kepentingan mba2 tadi, malah saya yg ditinggal bus. Hiks..kalo di terminal lebak bulus saya masih hafal daerahnya. Masalahnya ini di negeri orang yg saya gak gak tau gimana kondisi di sananya.

Alhamdulilah bus yang saya naiki tertib dan bertanggung jawab, menunggu ibu2 yang masih ada di toilet dan berangkat sampai semua penumpang benar2 ada di bus. Dihitung, diabsen, hadiiiiiiir....Berangkaaaaat. Kami dua kali diperiksa. Pengalaman pertama kali pindah negara naik bus cuma 5-6 jam. Padahal dari Jakarta ke Purwokerto naik bus aja bisa sampe 8 jam. Indonesia memang kaya. Sekitar jam 6 sore setelah melewati perbatasan, kami berhenti di pujasera, tak lupa saya membeli nomer Malaysia untuk menghubungi teman saya di Malaysia dan tentu saja keluarga saya. Untuk makanan non halal mereka memberi tahu bahwa makanan tersebut tidak halal. Alhamdulilah..akhirnya makan mie goreng yg katanya khas Malaysia, tapi enak juga gak jauh beda sama makanan Indonesia. Harganya juga masuk akal. Makan disana mikir dua kali harganya brp? kalo di kurs brp? What the next? Kalo aku makan itu kira2 besok bisa gak balik ke Indonesia? Hehehe...Sampai di terminal puduraya pukul 8 malam, terminalnya sangat kacau, tidak bersih dan kurang menyenangkan (menurut saya). Untungnya saya dijemput teman dari Indoesia yang kuliah disana, kebetulan teman saya tidak ada acara jadi bisa meng guide saya malam itu. Backpacker yang beruntung saat itu...Sekali lagi Alhamdulilah.

To be continued...

This entry was posted on Thursday, December 30, 2010 and is filed under . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Subscribe to: Post Comments (Atom) .

0 comments

Post a Comment